Senin, 21 Maret 2016

3 Puisi Demokrasi Di Indonesia Yang Mendalam

WAKTU

di sebuah negeri.
waktu berhenti berputar
jam jam dinding meleleh
sebab
setiap napas
tanpa masa lampau
setiap sukma
tanpa masa depan

lihat.
bandit, bromocorah
copet, maling dan penipu
berbedak gincu di
istana istana kuasa
bersulang anggur pembesar negeri
serupa raja zaman purba
rakyat dipaham maknakan
ulat, cacing, dan belatung

di sebuah negeri.
waktu berhenti berputar
jam jam dinding meleleh
sebab
pembesar negeri
pesta pora tanpa henti
kala rakyat terbenam
genangan airmata
sebab
sekerat kemanusiaan
segumpal kerakyatan
dimuliakan dengan kepalsuan

dan engkau para pujangga
tersuruk labirin peradaban hantu
dan kalian kaum intelektual
dibisukan takdir kuasa dunia hitam
dan dirimu para agamawan
terhempas tsunami kemunafikan

ooh.....perih.
negeri itu ternyata indonesia.
ooh.....perih......
ooh.....

Jakarta, 24 September 2010
Puisi Karya
Anwari WMK

DEMOKRASI ANARKI 

Berteriak lantang berkedok aspirasi
Mengumbar janji dan program suci
Lihat! semua orang bernafsu meraih kursi
Di tengah euforia terbukanya pintu reformasi

Demokrasi AnarkiGawat Tuan! Nurani bangsa telah dicuri
Mereka saling tuding dan saling menggurui
Yang tidak setuju boleh gunakan emosi
Kerahkan massa, lalu letupkan provokasi

Inikah yang kau sebut demokrasi?
Ah bukan, ini sih namanya democrazy!
Pantas saja tiap demonstrasi berhujung anarki
Karena kita sedang terlelap di alam MOBOKRASI.
Merdeka Barat, 12/02/09 – 18:00 WIB

NEGRIKU
Negriku ini punya banyak cerita
yang terkadang nyata namun dusta
Negriku ini tak pernah bersalah
hanya pemakainya yang tak peka

Negriku ini negara yang tak berbusana

banyak mata mata yang menggoda
Negriku ini banyak dihuni kaum dialektika
yang lebih banyak bicara daripada bekerja
Negriku ini seperti pohon kelapa
segalanya bisa dijadikan harta
Negri ini layaknya hutan belantara
yang tak mengenal lagi siapa yang berkuasa
karena api ada dimana mana.
Namun aku bersyukur terlahir disini
ditemani samudra
yang ombaknya
tak pernah berhenti
Terus berdebur mencipta
duka suka dan cinta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar